Bila musim liburan tiba, para wisatawan selalu memadati
Malioboro yogya mulai dari pagi hingga petang. Bahkan larut malam,
Malioboro yogya tidak pernah sepi oleh para wisatawan. Bila hari sudah mulai larut malam para pedagang kaki lima
Malioboro yogya mulai berkemas untuk pulang, giliran para pedagang makanan lesehan yang menggelar aneka masakan. Mulai dari nasi gudeg, ayam goreng, bebek goreng
Malioboro yogya atau nasi brongkos dan sebagainya.
Keramaian dan semaraknya
Malioboro yogya juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan
Malioboro yogya menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas
Malioboro yogya sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Mereka berdagang kerajinan rakyat khas
Malioboro yogya, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan
Malioboro yogya dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima Malioboro yogya ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung
Malioboro yogya cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.